Februari 23, 2009

Jabatan Bukan Alat - Uskup Agung Medan Berganti dalam Kegembiraan


Jabatan Uskup Agung Medan secara resmi diserahkan dari Mgr AG Pius Datubara OFM Cap kepada Mgr Dr AB Antonius Sinaga OFM Cap dengan penyerahan tongkat kegembalaan dalam perayaan ekaristi di Gereja Katedral Santa Maria Tak Bernoda, Medan, Minggu (22/2).

JABATAN bukanlah alat untuk main kuasa, mencari keuntungan, mencari kepuasan diri, atau menjadi alat politik untuk tujuan apa pun. Jabatan adalah pengabdian dan pelayanan tanpa pamrih dan setia kepada Tuhan agar bisa menjadi rahmat kepada masyarakat.

Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr Martinus D Situmorang mengatakan hal itu dalam khotbah perayaan ekaristi serah terima Uskup Agung Medan dari Mgr Alferd Gonti Pius Datubara OFM Cap kepada Mgr Dr Anicetus Bongsu Antonius Sinaga OFM Cap di Gereja Katedral Medan, Minggu (22/2).

Martinus dalam khotbahnya mengatakan, dirinya melihat kegembiraan, kemudaan, dan kebeliaan dalam wajah Uskup Agung Medan, baik yang diganti maupun yang mengganti. Uskup Datubara purnakarya dengan ceria. Sementara Uskup Sinaga yang mengganti Uskup Datubara pun ceria dan masih menunjukkan ketaatan kepada yang diganti.

”Apa makna terdalam dalam keceriaan dan kegembiraan itu,” kata Martinus. Hal ini terjadi karena pengakuan iman akan kegembalaan mereka sehingga pergantian jabatan pun bisa dilakukan dengan gembira.

Martinus mengatakan, gereja tidak dibangun di atas struktur organisasi, kemampuan finansial, atau manajemen. Namun, dasar gereja yang kokoh adalah ketulusan hati yang terus diperbarui. Uskup AG Pius Datubara menjabat sebagai Uskup Agung Medan sejak 29 Juni 1975. Datubara resmi menjadi uskup pada 15 Agustus 1976 menggantikan Uskup Agung Medan waktu itu, Mgr Ferrius van den Hurk OFM Cap. Ia menjabat uskup selama 33 tahun.

Takhta Suci Roma mengangkat Mgr Anicetus Bongsu Antonius Sinaga OFM Cap sebagai koajutor pada 19 Desember 2003 atau sebagai wakil Uskup Agung Medan, yang berhak menggantikan Uskup Agung pada waktunya. Hari Minggu kemarin, Sinaga diresmikan di depan publik sebagai Uskup Agung Medan setelah pada 12 Februari 2009 Paus mengabulkan permohonan pengunduran diri Datubara sebagai Uskup Agung Medan dan mengangkat Sinaga sebagai Uskup Agung Medan yang baru.

Situmorang mengatakan, sadar atau tidak sadar umat Keuskupan Agung Medan—yang secara statistik berjumlah lebih dari 512.000 orang—ingin menjadi pewarta sukacita yang tidak dipecundangi oleh kemauan atau hasrat kemanusiaan yang sering kali berliku di dalamnya. Situmorang mengingatkan umatnya bahwa mereka adalah utusan Tuhan yang memberi penghiburan, rahmat, dan pengharapan kepada sesama umat dan masyarakat.

Perayaan ekaristi yang dihadiri ribuan umat di wilayah Keuskupan Agung Medan itu juga dihadiri Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Leopoldo Girelli, Kardinal Indonesia Mgr Julius Darmaatmadja SJ, dan belasan uskup dari berbagai daerah di Indonesia. AB Sinaga lahir di Tigadolok, Simalungun, Sumatera Utara, pada 25 September 1941. Ia menamatkan pendidikan doktornya di bidang Moral dan Antropologi Budaya di Universitas Katolik Leuven, Belgia, pada tahun 1975 dengan tesis ”The High God of the Toba Batak: Trancendent and Imminent”.

Sebelum menjabat sebagai Uskup Agung Medan, ia pernah menjabat sebagai Uskup Sibolga pada tahun 1980 hingga 2004. Ia mengambil moto uskupnya ”Hantarlah Aku ke Padang Hijau dan Air Segar” (Et Aquas Conducit Me). Keuskupan Medan sendiri dibentuk pada tahun 1941 setelah sebelumnya dipindahkan dari Padang. (Aufrida Wismi Warastri; cetak.kompas.com)

2 komentar:

Armando mengatakan...

Kak Teresa Chang,

Apakah masih memiliki foto2 koleksi saat Mgr Pius Datubara serah terima ke Alm. Mgr Anicetus Sinaga ?
Jika berkenan, apakah bisa dibagi ke saya.
Terima kasih.

Armando Bastian

Armando mengatakan...

Kak Teresa Chang,

Apakah masih memiliki foto2 koleksi saat Mgr Pius Datubara serah terima ke Alm. Mgr Anicetus Sinaga ?
Jika berkenan, apakah bisa dibagi ke saya.
Terima kasih.

Armando Bastian